Senin, 04 April 2011

REVIEW MATA KULIAH SOSIOLOGI KOMUNIKASI MASSA Bapak Gun Gun Heryanto

REVIEW MATA KULIAH SOSIOLOGI KOMUNIKASI MASSA
Pertemuan Pertama
A. Pengertian Komunikasi Massa
Arti Massa dalam arti Komunikasi Massa
1. Tingkat instruksi rendah
2. Tujuan atau objek perhatiannya yang dikelola
3. Kontrol organisasinya eksternal dan manipulative
4. Kadar kesadarannya rendah
Ciri opini publik
1. Dikonstruksi
2. Menyumbang citra

Citra berbeda dengan Reputasi
•Citra adalah pandangan pihak luar terhadap kelompok, individu dan lain-lain.
•Reputasi adalah pandangan pihak luar dan pihak dalam kelompok atau individu terhadap dirinya sendiri ataupun kelompoknya sendiri

Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan bentuk penyampaian pesan dari komunikator kepada khlayak banyak yang heterogen secara serempak melalui media massa.

Karakter komunikasi massa
1. Komunikasi bersifat umum
2. Komunikasi bersifat heterogen
3. Media massa menimbulkan keserempakkan
4. Hubungan komunikator dan komunikan bersifat non pribadi
5. Melembaga
6. Terdapat standarisasi proses produksi, distribusi, dan konsumsi isi media



Perbedaan antara publikasi dengan publisitas
1. Publikasi terkait dengan pemindahan informasi terhadap publik
2. Publisitas terkait dengan mempopularkan sesuatu
Publisitas terdapat 4:
1. Pure publicity: publisitas yang memanfaatkan kejadian biasa
2. Free ride publicity: publisitas yang memanfaatkan pihak ketiga
3. Tie in publicity: publisitas yang memanfaatkan extra ordinary news atau kejadian luar biasa
4. Paid publicity: membayar media untuk popularitas

Resonansi : volume besar mengandung raik yang besar, seperti berita yang
besar manyangkut kepentingan khalayak banyak.
Konsonansi : isunya kecil, tapi yang membicarakan banyak, sehingga efeknya akan kuat.
Bentuk-bentuk komas
1. Bentuk perintah: bersumber dari adanya perbedaan kekuasaan dan otoritas antara pengirim dan penerima perintah.
2. Bentuk pelayanan: merupakan bentuk yang umum dan paling sering berlaku dalam hubungan antara pengirim dan penerima. Kedua belah pihak diikat oleh kepntingan bersama dalam situasi pasar.
3. Bentuk asosiasi: bentuk ini memiliki ikatan normatif atau nilai-nilai yang disepakati bersama, yang mendekatkan kelompok atau publik tertentu terhadap suatu sumber media tersebut.







Pertemuan Kedua
Model proses Komas

Model Orientasi pengirim Orientasi penerima
Model transmisi Pemindahan pesan Proses kognitif
Model ekspresi Penampilan Kepuasan / kegiatan bersama
Model perhatian Pameran Pemberian perhatian

Penjelasan:
1. Model transmisi
a. Kecepatan informasi tapi tidak mendalam beritanya
b. Artificial sesuatu yang dipermukaan
Contoh: breaking news dalam Tv One
2. Model Ekspresi
a. Butuh kontinuitas ( keberlanjutan program )
b. Ritus ( diulang )
Contoh: acara yang mempunyai efek berkepanjangan seperti; iklan dan sinetron
Perumusan iklan:
 menciptakan perhatian khalayak
 interest ( kepentingan pengguna )
 confxion ( menimbang-nimbang sesuatu )
 action ( membeli sesuatu )

3. Model perhatian
Politik informasi: bagaimana dampak berita terhadap khalayak banyak
Sifat media: merangking isu agar mendapatkan perhatian bagi khalayak
Contih: top nine news

Model komas:
1. Model jarum hypodermic adalah media massa memilki dampak yang kuat, terarah, segera dan langsung.
2. One step flow adalah saluran media massa berkomunikasi langsung dengan khlayak tanpa berlalunya pesan pada orang lain.
a. Dampak langsung: pegetahuan
b. Dampak lanjutan: persepsi
3. Two step flow model menaruh perhatian kepada peranan media massa dan komunikasi antarpribadi.
Media menerpa khalayak, tapi tidak semua khlayak tidak berpengaruh terhadap media, tetapi berpengruh terhadap gate keeper.
4. Multi step flow adalah didasarkan kepada fungsi penyebaran yang berurutan terjadi pada kenyataan situasi komunikasi. Tujuannya, memperbanyak saluran untuk memperteguh.

Media values
1. Concequencies: suatu fakta yang dapat membawa akibat terhadap khalayak
2. Human interest: menarik dari sudut kepentingan kemanusiaan
3. Prominence: melibatkan tokoh terkemuka yang menjadi figure / elite opinion
4. Proximity: fakta atau informasi memiliki kedekatan dengan rempat tinggal pembaca
5. Timelines: memilki unsure kebaruan yang menyebabkan informasi tersebut actual

Karakterisitk industri media
1. Customer requirements: merujuk pada harapan konsumen tentang produk media yang mencakup aspek kualitas, diversitas, dan ketersediaan.
2. Competitive environment: yakni lingkungan pesaing yang dihadapi perusahaan.
3. Social expectation: berhubungan dengan tingkat harapan masyarakat terhadap industri media.



Pertemuan ketiga
Landasan dasar kajian teoritik
A. Type keilmuan
• Scientific ( ilmiah-empiris)
• Humanistic (humaniora-interpretif)
• Social scince (ilmu-ilmu sosial)

1. Scientific
• Observasi dilakukan sebagai orang luar.
• Ilmu bersifat objektif ( standarisasi-reflikasi-observasi-konsitensi-akurasi)
• Tujuan ilmu: mengobservasi alam dan menjelaskan sesuatu seakurat mungkin

2. Humanistic
• Observasi sebagai orang dalam atau meempatkan diri kita kedalam penlitian
• Ilmu bersifat subjektif (intuisi-kreatifitas-interpretasi-insight)
• Tujuannya: memahami karakter individu (karakter dan budaya)

3. Social science
• Mengintrepasi perilaku manusia. Pendekatannya mix antara fenomena-fenomena scientific dan humanistic
• Tujuannya: mengobservasi dan mengintepretasi pola perilaku manusia
• Intrepatasi bersifat komplek karena meneliti manusia sebagai subjek yang aktif
• Contoh: fenomena akademik dalam konsumsi buku oleh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ilmu, Konsep, Teori, dan Perspektif
1. Konsep
• Konsep merupakan sekelompok hal atau kegiatan yang di masukkan ke dalam sebuah kategori ( labeling dari pengkategorian sesuatu )
• Salah satu tujuan pokok dari teori-teori yakni mempresetasikan konsep-konsep berguna.
• Sejumlah daftar konsep tanpa penjelasan bagaimana hal-hal tersebut terhubung satu sama lain dinamakan taxonomy.
2. Teori
• Sebuah landasan atau acuan untuk melakukan sesuatu
• Sekumpulan prinsip, definisi, yang mengorganisasikan dunia empiris secara sistematis
• Terdiri dari sejumlah konsep yang menyediakan penjelasan. Statement mengenai bagaimana variabel-variabel tersebut terhubung satu sama lain.
3. Perspektif
• Perspektif sering juga sering juga disebut paradigm kadang disebut pula mazhab pemikiran (school of thought) adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.
• Perspektif adalah definisi situasi atau seperangkat gagasan yang melukiskan karkteristik situasi dan memungkinkan mengambil tindakan.
• Standar nilai yang memungkinkan orang dapat dinilai ( kriteria untuk penilaian )

Pendekatan Objektif
• Objective pendekatan Behavioristic
• Objective pendekatan Sturuktural Fungsional

1. Pendekatan Behavioristik
• Memandang manusia sebagai produk lingkungan luar
• Rangsangan dari luar mempengaruhi manusia member respon
• Metode penelitiannya banyak menggunakan eksperimen terkontrol

Contoh teori pendekatan behavioristic
1. Public Speaking ( Model Aristoteles )
2. Teori informasi ( Claude Shannon )
3. Teori jarum hypodermic ( Wilbur Schramm )
Dan lain-lain (dalam makalah)

2. Pendekatan Struktural Fungsional
• Pengamatan ilmiah pada perilaku luar ( overt behavior )
• Mengukur pengaruh struktur sosial terhadap identitas, respon dan perilaku manusia melalui peran, sosialisasi, keanggotaan kelompok, mereka.
• Metode penelitiannya banyak menggunakan survey.
Contoh teori struktural
1. Helical model ( frank dance )
2. ABX model ( Theodore Newcomb )
3. Model komunikasi antar budaya ( William Gudykunts dan Young Yun Kim)
Dan lain-lain (dalam makalah)

Karakterisitk Subjektif
• Pengetahuan tidak memiliki sifat subjektif dan sifat yang tetap
• Bersifat interpretif dan makan dinegoisasikan
• Realitas sosial dianggap sebagai interaksi sosial yang bersifat komunikatif
Contoh teori pendekatan subjektif
1. Fenomenologi (Alfred Schutz)
2. Etnometedologi (Harold GArfinkel)
3. Teori Dramaturgi (Erving Goffman)

Aliran-aliran Teori Komunikasi
A. Aliran Teori Komunikasi
• Structural functional theories
• Cognitive and bahavioaral theories
• Interactionist theories
• Interpretive theories
• Critical theories

1. Aliran Struktural fungsional
• Mamercayai bahwa struktur-struktur sosial itu nyata dan berfungsi dengan cara-cara yang dapat diobservasi
• Tidak mempercayai subjektivitas dan kesadaran
• Mempercayai realitas independen memlalui observasi yang hati-hati
Contohnya: teori informasi (Claude Shannon), teori cybernetic (Norbert Weiner)
2. Aliran kognitif dan prilaku
• Fokus pada individu
• Membicarakan keterhubungan antara stimulus atau input dan respon atau output
• Ketertarikan juga pada hubungan “thinking” dan “behavior”
Contoh: teori disonansi kognitif (Leon Festinger), Relevance theory (Dan Sperber & Deirdre Wilson)
3. Aliran Ineteraksionis
• Meamandang kehidupan manusia sebagai proses interaksi
• Focus pada bagaimana bahasa digunakan dalam menciptakan struktur social dan bagaimana bahasa serta symbol lainnya diproduksi
• Makana tidaklah objektif, melainkan diciptakan oleh masyarakat dalam tindakan komunikasi
Contoh: social construction of reality (Alfred Cshutz), teori interaksi simbolik (George Herbert Mead)
4. Aliran Interpretif
• Mencoba menemukan makna dalam tindakan dan text
• Menggambarkan proses munculnya pemahaman
• Tujuan interpretasi bukanlah menemukan hokum yang mengatur kejadian melainkan memahami cara masyarakat memahami pengalaman mereka
Contoh: teori Phenomenology (Edmund Husserl), Hermeneutics (Martin Heidegger)
5. Aliran Kritis
• Focus pada isu ketidaksamaan ( inequality)
• Berperhatian pada konflik kepentingan di masyarakat dan bagaimana cara komunikasi didominasi oleh satu kelompok atas yang kelompok lainnya
• Memahami pengetahuan sebagai power
Contoh: Classical Marxist Theory/critique of political economy (Marx)

Dasar pengembangan teori komunikasi
• Development of message
• Interpretation and generation of meaning
• Message structure
• Institutional and societal dynamics


Teori Agenda Setting

Perspektif Agenda Setting
• Paradigma Positivistik
• Bentuk komunikasinya display
• Bukan perspektif media yang powerful melainkan perspektif teori media yang punya peran melalui penonjolan isu
• Sinkronisasi antara agenda media, agenda khalayak, agenda kebijakan

Agenda dalam Agenda Setting
1. Agenda media
• Visibility yakni jumlah dan tingkat menonjolnya berita
• Audience yakni relevensi isi berita dengan kebutuhan khalayak
• Valance yakni menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa
2. Agenda Khalayak
• Familiarity yakni derajat kesadaran khalayak akan topic
• Personal salience yakni relevensi kepentingan cirri pribadi
• Favorability yakni pertimbangan senang atau tidak senang akan topic berita
3. Agenda kebijakan
• Support yakni kegiatan menyenangkan bagi posisi atau berita tertentu
• Likelihood of action yakni kemungkinan melaksanakan apa yang diibaratkan
• Freedom of action yakni nilai kegiatan yang mungkin dilakukan

Minggu, 03 April 2011

wacana dan ideologi

Ahmad Fauzi
KPI 5 C
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Kounikasi
Universitas Islam Negeri Jakarta
Nim 108051000099
oji.ahmadfauzi@yahoo.co.id

Wacana dan Ideologi
Ideology merupakan suatu pandangan dimana kita melihat dunia kita yang sedang kita jalani dengan melihat pandangan orang lain juga. Setiap orang memiliki pandangan tersendiri dalam melihat lingkungannya dimana dia berada agar mereka dapat berfungsi dengan baik dilingkungannya. Seseorang dalam berkomunikasi dengan lingkungannya pastinya akan mempunyai pandangan dalam menjalankan kehidupannya.
Wacana adalah suatau pandangan kita mengenai sesuatu dengan cara melalui pendapat kita dimana kita melakukan suatu komunikasi dengan lingkungan kita.

Ideologi Nasionalisme
Dalam hal ini ieologi nasionalisme mengajak kita agar kembali mengembalikkan diri kita kepada sesuatu yang dapat membawa kita pada kebangkitan bangsa dengan cara dimana kita kembali pada budaya asli daerah, bahasa daerah, simbol bangsa dan sejarah bangsa kita.
Suatu simbolisme nasional tentu saja ditandai oleh objeknya yang mencakup semuanya yakni bangsa tetapi selain itu juga ditandai oleh kejelasan wujud dan kegamblangan tanda-tanda khasnya. Nasionalisme ialah suatu ideologi yang meletakkan bangsa di pusat masalahnya dan berupaya mempertinggi keberadannya. Jadi nasionalisme “suatu gerakan ideologis untuk mencapai dan mempertahankan otonomi, kesatuan, identitas bagi suatu populasi, yang sejumlah anggotanya bertekad untuk membentuk suatu ‘bangsa’ yang aktual atau ‘bangsa’ yang potensial (Smith, 2003).
Bagi para nasionalis ialah menetapkan nama-nama yang berpengaruh pada masa lampau untuk dijadikan sebagai suatu objek berupa apa saja agar tetap dapat dipertahankan dan diingat oleh para penerus bangsa untuk dijadikan sebagai penyemangat generasi-generasi bangsa agar tetap menjaga budaya asli kita. Yang penting dari sini ialah makna dan perjuangan mereka yang telah menghabiskan umurnya umtuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita.
Sebagai contohnya begitu banyak nama para pahlawan kita dijadikan sebagai nama-nama jalan agar para generasi kita dapat dengan mudah mengetahui siapa para pahlawannya dan mereka pun akan tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi.
Selain itu sebagai orang yang berideologikan nasionalisme kita harus terus memperjuangkan dan memperbaiki keberadaan bangsa kita baik didalam maupun diluar negeri dengan cara melakukan perjuangan dan perbaikan yang menjadi titik lemah bangsa kita.
Sebagian kelompok yang berideologikan nasionalisme terkadang melupakan peranan yang ia pegang sebagai nasionalis. Ia hanya bisa mengkritik sesuatu kebijakan yang dianggap merugikan anggotanya tapi ia tidak mau untuk memperbaikinya. Sebagai contoh ialah ketika partai PDIP menjadi parati oposisi, ia bisanya hanya mengkritik kebijakan pemerintah yang dipimpin oleh SBY, tapi ia juga tidak melakukan perbaikan kebijakan tersebut.
Proposisi dasar nasionalisme hanya sedikit, tapi berjangkauan jauh. Ringkasannya sebagai berikut:
1. dunia dibagi menjadi bangsa-bangsa, masing-masing dengan karakter, sejarah, dan takdirnya sendiri
2. bangsa adalah satu-satunya sumber kekuasaan politik
3. kesetiaan kepada bangsa mengalahkan semua kesetiaan lain
4. agar menjadi bebas, setiap individu harus menjadi bagian dari suatu bangsa
5. setiap bangsa menuntut ekspresi diri dan otonomi seutuhnya
6. perdamaian dan keadilan global menuntut adanya suatu dunia yang terdiri dari bangsa-bangsa otonom (ibid).
Ini merupakan doktrin inti nasionalisme. Tapi bukan semua nasionalis dapat bertindak sejalan menjalankan ini. Nasionalis zaman sekarang bertindak untuk kepentingannya sendiri ataupun golongannya dan tidak bertindak sesuai doktrin yang ada diatas. Contohnya ialah seperti yang dijelakan diatas tadi.
Seperti yang diungkapkan Elie Kedourie, menurutnya ideologi nasionalis digunakan oleh kehendak kolektif yang berjuang untuk mencapai suatu kesempurnaan dunia yang mustahil. Dari pengertian di atas telah terlihat bahwa nasionalis mampu memasuki permasalahan yang menyangkut masyarakat begitu luas, mereka hanya mementingkan golongan mereka saja.
Lahirnya nasionalisme sebagai suatu fenomena baru dalam sejarah dunia telah terjadi bersamaan dengan proses pembaharuan agama. Reformisme agama dan nasionalisme bukanlah dua kekuatan yang bertentangan. Ajaran-ajaran agama disesuaikan dengan realita baru dengan munculnya nasionalisme (Rochmani, 1985).

Agama dalam Pemantapan Ideologi Negara Pancasila
Pancasila merupakan hasil perenungan dan pemikiran yang mendalam manusia Indonesia, sedangkan agama berasal dan bersumber dari Allah Tuhan Yang Maha Esa untuk menjadi pedoman hidup manusia, termasuk manusia Indonesia (ibid). Disini dijelaskan bahwasanya negara Indonesia itu bukan negara yang berdasarkan kepada agama dan juga bukan negara yang sekuler. Alasannya ialah karena negara kita tidak memakai pedoman yang diajarkan oleh suatu agama tertentu dan juga bukan negara sekuler karena negara kita tidak memisahkan negara dengan agama dan masih mengurusi masalah keagamaan di Indonesia.
Sebagai contoh, pada penentuan hari raya idul fitri tahun ini, negara masih mencampuri urusan umat Islam dengan kementrian agamanya untuk menetapkan hari raya idul fitri tersebut. Contoh lain ialah ketika agama kristen di Bekasi mengalami gangguan dari waga sekitar dalam beribadah negara mencampuri urusan tersebut dengan menurunkan kepolisian untuk mencegah dan menangkap orang-orang yang mengganggu kepentingan agama tersebut.
Disini jelaslah bahwa negara kita bukan negara yang berdasrkan agama dan juga bukan negara yang memisahkan kepentingan negara dan agama. Negara juga tak menghalangi umat beragam untuk berideologikan sesuai dengan ideologi negara, selam ideologi negara tidak bertentangan dengan nilai agama yang mereka anut.
Hubungan agama dan Pancasila dapat ditinjau dari dimensi ajaran Islam, karena nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat dicari padanannya dalam Islam. Setiap sila dalam Pancasila dapat secara langsung dihadapkan kepada ajaran agama Islam, misalnya sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa dapat dihubungkan dengan ajaran tauhid (ibid). Disini telah jelas bahwa tidak ada pertentangan sila-sila dalam Pancasila dengan ajaran agama Islam yang menjadi agama mayoritas dalam negara Indonesia. Jadi tidak ada alasan bagi umat Agama Islam untuk tidak menganut ideologi negara kita yaitu Pancasila.
Ditinjau dari pendekatan sejarah, Pancasila sebagai ideologi nasional adalah puncak dari perkembangan dan hasil dari dialektif sejarah yang dimulai sejak awal abad ke 20. Pancasila merupakan puncak pertemuan semua kepentingan kategori-kategori sosial di Indonesia (ibid). Pancasila menunjukkan suau kesatuan yang kuat antar golongan sosial yang ada di negara Indonesia.
Jadi setiap golongan dan agama yang ada di negara Indonesia wajib dan harus mengikuti ideologi nasional Pancasila karena didalam sila-sila yang ada dalam Pancasila menunjukkan suatu kesatuan antar umat beragama dan antar golongan sosial. Dengan Pancasila tidak ada yang merasa berkuasa dan tertindas. Semua agama dan golongan sosial sama saja kedudukannya didalam negara kita ini. Sebagai contoh ialah kebebasan beribadah yang diberikan seluruh umat beragama di Indonesia tidak boleh dibatasi oleh umat agama lainnya selam ia melakukan ibadah tidak menyalahi aturan yang sudah ada. Ketika melihat kejadi kemarin yang terjadi di Bekasi yang mengganggu umat kristen beribadah di tempatnya sampai terjadi sebuah penusukan kepada pemimpin ibadahnya, itu terjadi karena kesalahan kedua belah pihak. Pihak kristen tetap mau beribadah disana karena merasa sudah merasa nyaman, padahal ia menyalahi aturan Pemda Bekasi yang memberikan nasihat agar pindah dari tempat tersebut karena warga sekitar tidak menyetujui mereka beribadah disana. Umat kristen juga menyalahi SKB Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri yang mengatur pendirian rumah ibadah agar disetujui sedikitnya oleh 60 kepala keluarga di tempat tersebut. Kejadian ini tentunya karena bukan umat Islam tidak memberikan kebebasan beribadah kepada umat kristen melainkan mereka hanya terpancing emosinya karena umat kristen tidak mau mengikuti peraturan SKB tersebut, sehingga terjadilah kejadian tersebut.

Unsur-unsur Ideologi Kaitannya dengan Ajaran Islam
Setiap ideologi yang ada di dunia ini paling tidak mesti memiliki tiga unsur pokok, yaitu (Dajaelani,1996):
1. asas / dasar teori keyakinan / paham hidup
2. adanya tujuan yang akan dicapai
3. pedoman cara pencapaian tujuan termaksud.
Melihat tiga pokok ideologi di atas tentunya saling berkaitan dengan ajaran Islam. Yang pertama ialah asas atau keyakinan. Didalam ajaran Islam yang pertama ialah harus yakin kepada ajaran yang kita anut. Keyakinan dalam agama Islam ialah iman yang bertitik berat kepada tauhid. Tauhid kepada Allah adalah suatu kewajiban yangharus dilakukan oleh penganut ajaran Islam. Sama dengan Islam, ideologi tentunya juga harus menanamkan sebuah keyakinan pada diri pengikutnya bahwa apa yang mereka ikuti itu adalah hal yang benar.
Unsur pokok yang kedua ialah adanya tujuan yang akan dicapai. Dalam ajaran Islam tujuan akhir dalam hidupnya ialah menuju keridhoan Allah SWT.
Unsur yang ketiga ialah pedoaman cara pencapaian tujuan termaksud. Dalam ajaran Islam untuk mencapai tujuan termaksud ialah dengan mengikuti syari’at yang telah dirumuskan dari Al-Qur’an dan al-hadist.





Referensi
Smith, Anthony D, Nasionalisme Teori Ideologi dan Sejarah, Gelora Aksara Pratama, Jakarta 2003
Rochmani, Peranan Agama dalam Peantapan Ideologi Negara Pancasila, Dept Agama RI, Jakarta, 1985
Djaelani, Abdul Qadir, Perjuangan Ideologi Islam di Indonesia, Pedoman Ilmu Jaya, Jakrta 1996

Mengenai Saya

Foto saya
bekasi, jawa barat, Indonesia
sedang berproses, sederhana dan membumi. follow twitter: @ojiwae