Rabu, 15 April 2015

Aku Yang Rindu Sehat

Saya hampir sangat putus asa setelah mengalami ini berbulan-bulan. Setiap detiknya selalu saja ada rasa sakit yang saya rasakan. Di perut, dada, kepala, tulang belakang, hingga kaki saya merasakan lemas yang berlebih. Saya tak pernah kuat dan nyaman untuk duduk dan berjalan, walau hanya satu jam saja. Jika sudah lebih dari itu semua tubuh akan merasakan rasa sakit yang berlebih. Kadang saya merasakan kematian yang begitu dekat.

Sekarang sudah hampir enam bulan. Sudah ratusan pil obat saya minum. Awalnya saya diduga Usus Buntu dan tumor kecil yang tumbuh pada leher bagian samping. Namun setelah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh saya positif TBC Milier. Pengobatannya cukup lama, sembilan bulan target penyembuhannya. Dalam proses penyembuhan tersebut saya juga diperintahkan untuk periksa B20 sebagai pemeriksaan HIV AIDS. Alhamdulillah hasilnya negatif.

Bangun tidur saya sudah harus sarapan obat. Bahkan setelah dirawat saya hampir minum 16 macem obat dalam tiga kali sehari. Efek penyakit yang cukup berbahaya dan menyebar kemana-mana membuat obat-obat itu harus saya minum. Seterusnya saya harus minum MST Continus/obat yang terbuat dari morfin sebagai penghilang rasa sakit. Namun hasilnya nihil, setelah dua minggu minum obat tersebut tak ada hasilnya. Dokternya pun bilang, 10 dari peminum MST hanya saya yang tidak mengalami perubahan. Lalu obatnya pun diganti dengan dosis yang lebih ringan.

Sekarang semuanya masih terasa sakit. Tubuh saya pun keluar bintik merah. Mudah cape dan demam. Entahlah sampai kapan ini akan terjadi. Dokter selalu menyakinkan ini akan sembuh. Begitupun dengan Ibu yang selalu setia mendampingi. Tiga minggu pertama menderita TBC saya suntik setiap hari. Ini untuk menghilangkan virus/bakteri yang sudah terlanjur menyebar keseluruh bagian tubuh. Kini tinggal 13 kali suntikan lagi dari total semua 60 suntikan.

Selalu ada harapan untuk sembuh. Walau terkadang kematian datang begitu dekat. Walau malam begitu menyakitkan. Ibu selalu ada disamping menemani dan memberi motivasi.

Selasa, 14 April 2015

Ada Apa Persija?

Liga sepakbola tertinggi di Indonesia kembali dihentikan oleh Kemenpora karena masih ada berbagai masalah yang ada di dalam tubuh para peserta liga tersebut. Sebelumnya sudah dilakukan penundaan oleh pihak yang sama, alhasil ini adalah penundaan untuk yang kedua kalinya. Masalah demi masalah terus berlanjut penundaan yang kedua kalinya ini menimbulkan reaksi yang keras dari FIFA sebagai induk terbesar sepakbola di seluruh dunia. Spekulasi bertaburan di media. Banyak yang memperkirakan Indonesia akan mendapatkan sanksi yang tegas dari FIFA.

Penundaan tersebut tak luput menimbulkan masalah pula pada tim kebanggaan Ibu Kota Persija Jakarta. Setelah sempat menjalankan laga perdana melawan Arema Cronus, punggawa Macan Kemayoran diisukan melakukan mogok latihan. Alasan yang tersebar di media massa ialah masalah klasik, gaji yang belum terbayarkan. Padahal menjelang liga digelar (sebelum ditunda kembali) manajemen berhasil menggaet sponsor baru yang logonya terpampang di jersey anak-anak asuh Rahmad Darmawan. Namun itu bukan merupakan jawaban atas permasalahan yang selama ini terjadi. Tak ada yang mengetahui dengan jelas kerja sama seperti apa yang disepakati oleh manajemen dan juga sponsor dalam membangun sebuah kerja sama yang kiranya dapat menguntungkan kedua belah pihak. Justru yang terjadi saat ini adalah pemain melakukan mogok latihan, dan berita yang berkembang adalah mereka belum menerima gaji dari pihak manajemen.

Kehadiran dua sponsor yang logonya terpasang di jersey Persija belum cukup membantu manajemen untuk membayar gaji pemain. Kemungkinan kontrak kerja sama antara menajemen dan juga sponsor tidak bernilai terlalu besar dan juga sistem pembayarannya yang berjangka dalam beberapa waktu tertentu. Sehingga untuk melunasi gaji awal para pemain manajemen masih mengalami kesulitan pendanaan.

Ada banyak peluang dalam sebuah tim sepakbola untuk memperoleh pendapatan. Selain dari pihak sponsor yang terpasang di jersey pemain, ada juga pemasukan dari sponsor yang memasang iklan di pinggir lapangan saat tim tersebut berlaga. Selain itu hak siar dari stasiun televisi yang menyiarkan pertandingan secara langsung dapat membantu pemasukan sebuah klub sepakbola. Pertandingan yang disiarkan secara langsung otomatis akan meningkatkan nilai jual tersendiri. Dengan jangkauan tv yang cukup luas menyebar ke semua pelosok tanah air secara otomatis menaikkan harga jual sebuah klub sepakbola. Karena apa yang ada di jersey dan juga papan iklan yang ada dipinggir lapangan akan terlihat sepanjang laga. Hak siar seperti inilah yang seharusnya menaikkan nilai kontrak sebuah klub sepakbola terhadap sponsor.

Persija Jakarta kiranya memiliki peluang cukup besar untuk disiarkan secara langsung disetiap laganya. Dengan dihuni beberapa pemain yang pernah bermain untuk tim nasional dan dilatih oleh pelatih sekaliber Rahmad Darmawan. Selain itu juga Macan Kemayoran memiliki prestasi dan sejarah panjang dalam persepakbolaan tanah air. Dicintai oleh begitu banyaknya Jak Mania. Memiliki sosok pemimpin di atas lapangan sekelas Bambang Pamungkas. Yang terpenting adalah menjadi salah satu tim yang diunggulkan dalam perebutan gelar musim ini. Dari rentetan itu semua, pihak tv yang menjalin kerja sama dengan PT Liga Indonesia akan tertarik menyiarkan beberapa pertandingan Persija Jakarta. Dari situlah muncul peluang untuk menaikkan nilai kontrak yang sudah terjalin. Atau setidaknya manajemen sudah memperkirakannya sehingga membuat kesepakatan yang sewaktu-waktu bisa lebih menguntungkan Persija dari pihak sponsor.

Pendapatan terbesar lainnya adalah dari penjualan tiket. Kita semua sama-sama tahu, Persija memiliki fans yang begitu militan dan selalu siap untuk hadir langsung ke stadion untuk memberikan dukungan secara langsung. Loyalitas Jak Mania sudah tak diragukan lagi. Puluhan ribu penonton siap memadati Gelora Bung Karno jika Bepe dan kawan-kawan berlaga. Macan Kemayoran adalah magnet yang memiliki daya tarik begitu luar biasa. Laga home akan sangat mempengaruhi pendapatan tim. Dalam laga-laga tertentu seperti melawan Arema dan juga Persib stadion selalu penuh sesak. Meski pada kedua laga ini harga tiket sudah dinaikkan, namun kondisi stadion akan tetap padat bahkan akan lebih penuh dari laga-laga lainnya.

Selain dari penjualan tiket, manajemen juga bisa memanfaatkan laga home dengan melakukan beberapa kegiatan tambahan sebelum pertandingan dimulai. Seperti jumpa fans pemain, pertunjukkan band-band pendukung Persija, dan kegiatan lainnya. Dari kegiatan tersebut akan membuka pendapatan baru seperti penjualan merchandise resmi dari manajemen dan juga pembukaan stand-stand bagi produsen yang ingin bekerja sama dengan manajemen berupa bagi hasil penjualan. Dengan kegiatan seperti ini maka akan ada pendapatan tambahan bagi pihak manajemen untuk memenuhi kebutuhan para pemain.
Manajemen pun bisa melakukan cara yang paling ekstrem yakni dengan memonopoli kegiatan yang terjadi selama pertandingan berlangsung. Dengan biaya sewa yang begitu mahal untuk menggelar satu pertandingan di GBK, pihak manajemen bisa meminta jaminan khusus kepada pengelola agar setiap pedagang yang masuk ke area tribun dikenakan pajak usaha. Selain itu ada juga dari hasil karcis kendaraan yang masuk area stadion.

Atau bahkan bisa bekerja sama dengan salah satu produsen air minuman mineral dengan menjadikan perusahaannya sebagai pemilik pasar tunggal di dalam stadion. Ini akan sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Tentu kedua cara terakhir ini akan menimbulkan pro dan kontra baik bagi para pedagang dan juga Jak Mania sendiri. Apalagi trend yang sedang berkembang pada supporter masa kini ialah supporter bukanlah kelompok yang bisa dieksploitasi oleh manajemen untuk meraih keuntungan. Mungkin hal ini bisa diatasi dengan terjalinnya sebuah komunikasi dua arah yang terjadi antara manajemen dengan pengurus pusat Jak Mania dan juga perwakilan dari komunitas-komunitas supporter yang ada. Keterbukaan dari pihak manajemen kepada supporter akan menambah kesolidan Jak Mania dalam mendukung Persija dari segi apapun. Bagaimanapun juga, Persija Jakarta tak akan pernah sendiri. Akan selalu ada Jak Mania yang akan selalu mensupport mereka.

Manajemen dan pengurus pusat Jak Mania juga harus lebih interaktif lagi dalam menggunakan media sosial untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan supporter. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menyortir pertanyaan dan ide-ide yang masuk lalu mendiskusikannya secara bersama. Membuat sebuah forum diskusi yang interaktif melalui media sosial dapat memudahkan banyak pihak untuk ikut berpartisipasi. Apalagi jika hasil dari diskusi tersebut disimpulkan dan disebarkan melalui web resmi Jak Mania dan juga Persija.

Salam, ini hanya oretan pinggir jalanan. Penulis hanya seorang Persija Fans yang kerap kali susah tidur jika mengengar kondisi Macan Kemayoran saat ini. Semoga apa yang dialami Persija tidak terus berlarut-larut dan bisa menjadi juara di akhir musim. Jaya Raya selalu Macan.

Mengenai Saya

Foto saya
bekasi, jawa barat, Indonesia
sedang berproses, sederhana dan membumi. follow twitter: @ojiwae