Jumat, 19 November 2010

Wacana dan Ideologi

Ideology merupakan suatu pandangan dimana kita melihat dunia kita yang sedang kita jalani dengan melihat pandangan orang lain juga. Setiap orang memiliki pandangan tersendiri dalam melihat lingkungannya dimana dia berada agar mereka dapat berfungsi dengan baik dilingkungannya. Seseorang dalam berkomunikasi dengan lingkungannya pastinya akan mempunyai pandangan dalam menjalankan kehidupannya.
Wacana adalah suatau pandangan kita mengenai sesuatu dengan cara melalui pendapat kita dimana kita melakukan suatu komunikasi dengan lingkungan kita.

Ideologi Nasionalisme
Dalam hal ini ieologi nasionalisme mengajak kita agar kembali mengembalikkan diri kita kepada sesuatu yang dapat membawa kita pada kebangkitan bangsa dengan cara dimana kita kembali pada budaya asli daerah, bahasa daerah, simbol bangsa dan sejarah bangsa kita.
Suatu simbolisme nasional tentu saja ditandai oleh objeknya yang mencakup semuanya yakni bangsa tetapi selain itu juga ditandai oleh kejelasan wujud dan kegamblangan tanda-tanda khasnya . Nasionalisme ialah suatu ideologi yang meletakkan bangsa di pusat masalahnya dan berupaya mempertinggi keberadannya. Jadi nasionalisme “suatu gerakan ideologis untuk mencapai dan mempertahankan otonomi, kesatuan, identitas bagi suatu populasi, yang sejumlah anggotanya bertekad untuk membentuk suatu ‘bangsa’ yang aktual atau ‘bangsa’ yang potensial .
Bagi para nasionalis ialah menetapkan nama-nama yang berpengaruh pada masa lampau untuk dijadikan sebagai suatu objek berupa apa saja agar tetap dapat dipertahankan dan diingat oleh para penerus bangsa untuk dijadikan sebagai penyemangat generasi-generasi bangsa agar tetap menjaga budaya asli kita. Yang penting dari sini ialah makna dan perjuangan mereka yang telah menghabiskan umurnya umtuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita.
Sebagai contohnya begitu banyak nama para pahlawan kita dijadikan sebagai nama-nama jalan agar para generasi kita dapat dengan mudah mengetahui siapa para pahlawannya dan mereka pun akan tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi.
Selain itu sebagai orang yang berideologikan nasionalisme kita harus terus memperjuangkan dan memperbaiki keberadaan bangsa kita baik didalam maupun diluar negeri dengan cara melakukan perjuangan dan perbaikan yang menjadi titik lemah bangsa kita.
Sebagian kelompok yang berideologikan nasionalisme terkadang melupakan peranan yang ia pegang sebagai nasionalis. Ia hanya bisa mengkritik sesuatu kebijakan yang dianggap merugikan anggotanya tapi ia tidak mau untuk memperbaikinya. Sebagai contoh ialah ketika partai PDIP menjadi parati oposisi, ia bisanya hanya mengkritik kebijakan pemerintah yang dipimpin oleh SBY, tapi ia juga tidak melakukan perbaikan kebijakan tersebut.
Proposisi dasar nasionalisme hanya sedikit, tapi berjangkauan jauh. Ringkasannya sebagai berikut:
1. dunia dibagi menjadi bangsa-bangsa, masing-masing dengan karakter, sejarah, dan takdirnya sendiri
2. bangsa adalah satu-satunya sumber kekuasaan politik
3. kesetiaan kepada bangsa mengalahkan semua kesetiaan lain
4. agar menjadi bebas, setiap individu harus menjadi bagian dari suatu bangsa
5. setiap bangsa menuntut ekspresi diri dan otonomi seutuhnya
6. perdamaian dan keadilan global menuntut adanya suatu dunia yang terdiri dari bangsa-bangsa otonom .
Ini merupakan doktrin inti nasionalisme. Tapi bukan semua nasionalis dapat bertindak sejalan menjalankan ini. Nasionalis zaman sekarang bertindak untuk kepentingannya sendiri ataupun golongannya dan tidak bertindak sesuai doktrin yang ada diatas. Contohnya ialah seperti yang dijelakan diatas tadi.
Seperti yang diungkapkan Elie Kedourie, menurutnya ideologi nasionalis digunakan oleh kehendak kolektif yang berjuang untuk mencapai suatu kesempurnaan dunia yang mustahil. Dari pengertian di atas telah terlihat bahwa nasionalis mampu memasuki permasalahan yang menyangkut masyarakat begitu luas, mereka hanya mementingkan golongan mereka saja.
Lahirnya nasionalisme sebagai suatu fenomena baru dalam sejarah dunia telah terjadi bersamaan dengan proses pembaharuan agama. Reformisme agama dan nasionalisme bukanlah dua kekuatan yang bertentangan. Ajaran-ajaran agama disesuaikan dengan realita baru dengan munculnya nasionalisme .

Agama dalam Pemantapan Ideologi Negara Pancasila
Pancasila merupakan hasil perenungan dan pemikiran yang mendalam manusia Indonesia, sedangkan agama berasal dan bersumber dari Allah Tuhan Yang Maha Esa untuk menjadi pedoman hidup manusia, termasuk manusia Indonesia . Disini dijelaskan bahwasanya negara Indonesia itu bukan negara yang berdasarkan kepada agama dan juga bukan negara yang sekuler. Alasannya ialah karena negara kita tidak memakai pedoman yang diajarkan oleh suatu agama tertentu dan juga bukan negara sekuler karena negara kita tidak memisahkan negara dengan agama dan masih mengurusi masalah keagamaan di Indonesia.
Sebagai contoh, pada penentuan hari raya idul fitri tahun ini, negara masih mencampuri urusan umat Islam dengan kementrian agamanya untuk menetapkan hari raya idul fitri tersebut. Contoh lain ialah ketika agama kristen di Bekasi mengalami gangguan dari waga sekitar dalam beribadah negara mencampuri urusan tersebut dengan menurunkan kepolisian untuk mencegah dan menangkap orang-orang yang mengganggu kepentingan agama tersebut.
Disini jelaslah bahwa negara kita bukan negara yang berdasrkan agama dan juga bukan negara yang memisahkan kepentingan negara dan agama. Negara juga tak menghalangi umat beragam untuk berideologikan sesuai dengan ideologi negara, selam ideologi negara tidak bertentangan dengan nilai agama yang mereka anut.
Hubungan agama dan Pancasila dapat ditinjau dari dimensi ajaran Islam, karena nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat dicari padanannya dalam Islam. Setiap sila dalam Pancasila dapat secara langsung dihadapkan kepada ajaran agama Islam, misalnya sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa dapat dihubungkan dengan ajaran tauhid . Disini telah jelas bahwa tidak ada pertentangan sila-sila dalam Pancasila dengan ajaran agama Islam yang menjadi agama mayoritas dalam negara Indonesia. Jadi tidak ada alasan bagi umat Agama Islam untuk tidak menganut ideologi negara kita yaitu Pancasila.
Ditinjau dari pendekatan sejarah, Pancasila sebagai ideologi nasional adalah puncak dari perkembangan dan hasil dari dialektif sejarah yang dimulai sejak awal abad ke 20. Pancasila merupakan puncak pertemuan semua kepentingan kategori-kategori sosial di Indonesia . Pancasila menunjukkan suau kesatuan yang kuat antar golongan sosial yang ada di negara Indonesia.
Jadi setiap golongan dan agama yang ada di negara Indonesia wajib dan harus mengikuti ideologi nasional Pancasila karena didalam sila-sila yang ada dalam Pancasila menunjukkan suatu kesatuan antar umat beragama dan antar golongan sosial. Dengan Pancasila tidak ada yang merasa berkuasa dan tertindas. Semua agama dan golongan sosial sama saja kedudukannya didalam negara kita ini. Sebagai contoh ialah kebebasan beribadah yang diberikan seluruh umat beragama di Indonesia tidak boleh dibatasi oleh umat agama lainnya selam ia melakukan ibadah tidak menyalahi aturan yang sudah ada. Ketika melihat kejadi kemarin yang terjadi di Bekasi yang mengganggu umat kristen beribadah di tempatnya sampai terjadi sebuah penusukan kepada pemimpin ibadahnya, itu terjadi karena kesalahan kedua belah pihak. Pihak kristen tetap mau beribadah disana karena merasa sudah merasa nyaman, padahal ia menyalahi aturan Pemda Bekasi yang memberikan nasihat agar pindah dari tempat tersebut karena warga sekitar tidak menyetujui mereka beribadah disana. Umat kristen juga menyalahi SKB Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri yang mengatur pendirian rumah ibadah agar disetujui sedikitnya oleh 60 kepala keluarga di tempat tersebut. Kejadian ini tentunya karena bukan umat Islam tidak memberikan kebebasan beribadah kepada umat kristen melainkan mereka hanya terpancing emosinya karena umat kristen tidak mau mengikuti peraturan SKB tersebut, sehingga terjadilah kejadian tersebut.

Unsur-unsur Ideologi Kaitannya dengan Ajaran Islam
Setiap ideologi yang ada di dunia ini paling tidak mesti memiliki tiga unsur pokok, yaitu :
1. asas / dasar teori keyakinan / paham hidup
2. adanya tujuan yang akan dicapai
3. pedoman cara pencapaian tujuan termaksud.
Melihat tiga pokok ideologi di atas tentunya saling berkaitan dengan ajaran Islam. Yang pertama ialah asas atau keyakinan. Didalam ajaran Islam yang pertama ialah harus yakin kepada ajaran yang kita anut. Keyakinan dalam agama Islam ialah iman yang bertitik berat kepada tauhid. Tauhid kepada Allah adalah suatu kewajiban yangharus dilakukan oleh penganut ajaran Islam. Sama dengan Islam, ideologi tentunya juga harus menanamkan sebuah keyakinan pada diri pengikutnya bahwa apa yang mereka ikuti itu adalah hal yang benar.
Unsur pokok yang kedua ialah adanya tujuan yang akan dicapai. Dalam ajaran Islam tujuan akhir dalam hidupnya ialah menuju keridhoan Allah SWT.
Unsur yang ketiga ialah pedoaman cara pencapaian tujuan termaksud. Dalam ajaran Islam untuk mencapai tujuan termaksud ialah dengan mengikuti syari’at yang telah dirumuskan dari Al-Qur’an dan al-hadist.




























Referensi
Anthony D. Smith, Nasionalisme Teori Ideologi dan Sejarah, Gelora Aksara Pratama, Jakarta 2003
Rochmani, Peranan Agama dalam Peantapan Ideologi Negara Pancasila, Dept Agama RI, Jakarta, 1985
Abdul Qadir Djaelani, Perjuangan Ideologi Islam di Indonesia, Pedoman Ilmu Jaya, Jakrta 1996

Mengenai Saya

Foto saya
bekasi, jawa barat, Indonesia
sedang berproses, sederhana dan membumi. follow twitter: @ojiwae