Jumat, 09 Desember 2011

Perbedaan Tim Gratisan Ala IPL dan ISL

Kini kompetisi sepak bola di tanah air kembali memasuki ke titik nadir terendah. Begitu besarnya kepentingan di dalam tubuh PSSI menimbulkan kembali permasalahan baru. Seperti terjadi sebelumnya, di saat era Nurdin Halid masih memimpin dan Arifin Panigoro ingin meruntuhkan kekuasaannya di saat itu muncul liga tandingan yang di dirikan oleh Arifin yaitu LPI (Liga Primer Indonesia). Peserta liga ini adalah klub-klub baru yang berdiri karena adanya dana dari Arifin. Di tambah 3 klub yang membelot dari liganya Nurdin Halid, yaitu Persema Malang, PSM Makassar dan Persibo Bojonegoro. Dan sekarang setelah era Nurdin turun, dan Arifin Paniogoro melalui Djohar Arifin menguasai PSSI yang memutuskan liga Indonesia di ikuti oleh 24 klub, 18 klub berasal dari ISL, 3 klub yang pernah membelot dari liganya Nurdin yaitu PSM, Persema, dan Persibo, ditambah lagi PSMS Medan dan Peresbaya Surabaya yang menurut Djohar Arifin memiliki sejarah panjang dalam sepak bola tanah air, dan Bontang FC sebagai klub degradasi terbaik. Jadilah liga Indonesia diikuti oleh 24 klub dari seluruh penjuru tanah air. Tentunya keputusan tersebut mendapat pertentangan dari para peserta ISL sebelumnya. Menurut mereka tidak ada alasan apapun yang tepat untuk memasukkan kembali keenam klub tersebut kedalam liga tertinggi di tanah air kita. PSM, Persema, dan Persibo yang membelot ke LPI pada masa Nurdin telah dierikan sanksi oleh PSSI. Persema dan Persibo dicabut keanggotaanya dalam PSSI, dan PSM di turunkan ke divisi utama karena pada saat kongres PSSI berlangsung PSM belum melakukan pertangdingan di LPI. PSMS Medan dan Persebaya Surabaya mereka merupakan peserta divisi utama yang tidak lolos promosi untuk mengikuti ISL tahun ini. Dan bagaimana mungkin Bontang FC yang sudah kalah berkompetisi di ISL tahun kemarin diangkat kembali ke dalam ISL. Ini merupakan penurunan kualitas yang lebih parah yang dilakukan pengurus PSSI di era Djohar Arifin. Mereka yang tidak setuju dengan keputusan PSSI, membuat liga baru yang menurut mereka sesuai dengan keputusan kongres Bali yang menyatakan bahwa peserta liga hanya diikuti oleh 18 (delapan belas) klub dan dipimpin oleh PT. Liga Indonesia. Pokok Permasalahan Setelah terpecahnya kembali liga sepak bola di Indonesia menjadi 2 kubu, yaitu IPL dan ISL muncul pertanyaan kepada peserta ISL yang menolak kehadiran 6 klub diatas yang dianggap sebagai klub gratisan untuk mengikuti liga tertinggi di tanah air! Bahwa di liganya yang dibuat sekarang ini juga terdapat klub-klub gratisan? Mereka yang berada di pihak Djohar pun mungkin menanyakan persamaan yang sama dengan yang saya alami. PSAP Sigli, Persiram Raja Ampat, Gresik United dan PSMS Medan di ikutkan kedalam liga mereka. Ini hampir menjilat kembali ludah yang sudah dibuang bagi mereka yang menolak kehadiran 6 klub yan digratiskan oleh PSSI untuk mengikuti kompetisi tertinggi sepak bola tanah air. PSAP Sigli, Persiram Raja Ampat, Gresik United dan PSMS Medan memang dianggap layak untuk mengikuti liga yang dibentuk oleh para pembelot terhadap PSSI. Mereka dianggap layak masuk liga karena keempat klub diatas berhasil mengakhiri divisi utama dengan masuk kedalam babak delapan besar. Posisi mereka menggantikan Persijap Jepara, Semen Padang, Persiba Bantul dan Persiraja Banda Aceh yang lebih memilih bergabung dengan IPL. Tentunya konteksnya berbeda dengan keenam klub yang dimasukkan oleh PSSI diatas. Keempat klub ini memang berada diposisi akhir sebagai klub terbaik yang mengikuti kompetisi divisi utama, mereka bukan klub yang serta merta lolos ke kompetisi tertinggi sepak bola tanah air yang hanya karena memiliki sejarah panjang dan klub terbaik degradasi. Tentunya apa yang diputuskan PSSI terkait menggratiskan 6 klub diatas melukai nilai kompetisi yang telah berlangsung panjang bagia para peserta divisi utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
bekasi, jawa barat, Indonesia
sedang berproses, sederhana dan membumi. follow twitter: @ojiwae