Senin, 26 Maret 2012

konsumsi tanda

Dunia semakin sesak dengan kemajuan-kemajuan produk barang dagang. Kita lihat saja di Negara kita sendiri, produk-produk dari luar negeri sudah hampir memenuhi pusat perdagangan. Tidak hanya sampai di ibu kota saja, namun sudah masuk sampai ke daerah-daerah. Tidak heran bangsa kita seperti konsumen terbesar dari produk-produk luar negeri. Sebenarnya masuknya produk-produk luar negeri ke Indonesia bukan karena bangsa kita memang membutuhkan produk-produk tersebut.

Dalam dunia perdagangan sekarang mereka sudah melupakan bagaimana mereka menciptakan produk yang banyak dan dapat disebarkan ke seluruh penjuru dunia. Mereka kini selain menciptakan produk, misi utamanya adalah bagaimana mereka menciptakan kebutuhan ke dalam benak masing-masing individu. Artinya mereka melalui perusahaan iklan mempengaruhi pola pikir konsumen dengan cara memanipulasi sebauh produk agar kita merasa membutuhkan barang tersebut.

Konsumsi sekarang bukan lagi manyangkut memanfaatkan nilai-nilai yang dapat memberikan manfaat bagi hidup kita, sekarang konsumsi lebih tertuju kepada ketertarikan diri kita kepada “tanda-tanda” yang diberikan di dalam barang tersebut. “Tanda” di sini ialah apa yang dimasukkan oleh perusahaan-perusahaan pengiklan ke dalam barang tersebut. “Tanda” bisa berupa peneguhan identitas diri, nilai prestis, masuk ke dalam sebuah kelompok social tertentu. dan merasa diri kita lebih berharga di bandingkan dengan orang-orang yang tidak mengkonsumsi barang tersebut.

Tidak heran kita dalam melihat iklan-iklan sebuah produk yang terkadang memanipulasi pola konsumsi kita untuk membeli produk tersebut padahal kita belum tentu memang membutuhkan barang tersebut. Kita membeli barang tersebut karena lebih tertarik kepada tanda yang telah dimasukkan ke dalam produk tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
bekasi, jawa barat, Indonesia
sedang berproses, sederhana dan membumi. follow twitter: @ojiwae