Selasa, 10 April 2012

SBY MEMBUAT RAKYAT YANG TERUS TERANIAYA

Penolakan besar-besaran terjadi ketika pemerintah ingin menaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Pemerintah mengaku sudah tidak sanggup lagi untuk tidak menaikan harga BBM karena harga minyak internasional telah mencapai US$ 125 per barel. Pemerintah berasalan bila terus-terusan menaggung beban subsidi APBN akan jebol. Namun hal ini tidak mempengaruhi suara rakyat yang menolak penaikan itu. Lagi pula banyak pakar ekonomi yang dengan lantang menyuarakan pemerintah masih sanggup menahan beban subsidi tersebut.

Masyarakat banyak yang turun kejalan menuntut untuk pemerintah tidak menaikkan harga BBM. Di seluruh kota-kota besar masyarakat, mahasiswa dan buruh bersatu menolak rencana tersebut. Aksi penolakan tersebut bahkan ada yang berujung keributan yang disebakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, yang tidak senang terhadap gerakan yang dibuat oleh seluruh elemen masyarakat nasional. Dan pada akhirnya pada sidang paripurna DPR tanggal 30 Maret 2012 menghasilkan pemerintah tidak boleh menaikan harga BBM namun apabila dalam enam bulan kedepan harga minyak mentah internasional menembus US$ 125 maka pemerintah berhak menaikkan harga BBM meski tanpa persetujuan DPR. Hasil ini tentunya pada dasarnya sama saja merugikan masyarakat. Bahkan dapat diprediksi nanti ketika pemerintah akan menaikkan harga BBM dalam enam bulan kedepan masyarakat pun akan menolak rencana tersebut. Keputusan tersebut hanya menunda penderitaan masyarakat.

Berdasarkan hasil tersebut, SBY beberapa kali menyampaikan permohonannya agar masyarakat melakukan penghematan terhadap penggunaan BBM dan Listrik. Ya, lagi-lagi masyarakat yang diminta oleh bapak presiden yang kita banggakan untuk melakukakan penghematan yang alasannya pemerintah tidak sanggup lagi dalam memberikan subsidi BBM dan listrik.

Coba kita bandingkan dengan anggaran APBN yang digunakan oleh anggota DPR dan Presiden. Untuk tahun 2012 ini DPR memiliki daftar anggaran belanja sebesar Rp. 2,94 triliun yang dituangkan dalam lampiran Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2012. Dan rencana pembelian pesawat pribadi kepresidenan sebasar RP. 525, 91 Miliyar Belum lagi segala fasilitas yang dimiliki oleh Presiden dan DPR dalam menjalni kehidupannya. Masih terlalu banyak angggaran yang akan dikeluarkan dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Kenapa ketika kita harus berhemat dengan BBM untuk mengurangi beban APBN, lalu DPR dan Presiden kita tercinta menggunakan anggaran sebesar itu untuk kepentingan yang tidak terlalu dibutuhkan. Ini yang kita sebut sebagai sebuah keadilan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
bekasi, jawa barat, Indonesia
sedang berproses, sederhana dan membumi. follow twitter: @ojiwae