Selasa, 17 Juli 2012

SIMALAKAMA INFOTAINMENT

Pada saat ini tayangan infotainment sangat memenuhi jam tayang di layar televisi. Acara ini mampu menggeser acara berita-berita mengenai informasi politik, ekonomi, dan sebagainya. Di beberapa stasiun televisi infotainment mampu hadir di saat orang-orang mau memulai aktifitas kesehariannya. Di saat orang-orang membutuhkan berita tentang perkembangan yang terjadi di Negara ini untuk mengawali harinya, namun pada saat ini kebutuhan itu telah terganti dengan sebuah berita yang meliput tentang aktifitas para pelaku hiburan layar televisi bai artis, penyanyi, atau bahkan pemain layar lebar. Anehnya ini terjadi di stasiun televisi yang sudah cukup besar di Indonesia dan sudah sangat akrab dengan para khalayak. Sungguh infotainment sudah menjadi barang dagangan yang mampu meraup keuntungan luar biasa. Bahkan di stasiun televisi baru acara infotainment mampu tayang sehari tiga kali seperti seorang pesakitan yang harus menelan obatnya.

Bahkan agar tetap terus dicintai oleh khalayaknya, infotainment ini menjadikan artis-artis besar untuk menjadi hostnya agar mampu memiliki nilai lebih. Ada juga acara seperti ini dikemas dengan vocal suara yang menegangkan dari hostnya agar lebih tampak liputannya secara mendalam dan lebih kritis. Intinya infotainment ini sangat menjadi barang yang “seksi” agar selalu menjadi tayangan yang dinikmati khalayaknya dan terus-menerus meraih keuntungan.

Acara seperti ini diyakini oleh para pemilik media mampu menggantikan acara berita konvensional yang memberitakan isu-isu Negara yang tak pernah terjawab permasalahannya. Artinya penduduk ini mulai apatis terhadap segala permasalahan Negara yang tak kunjung usai menemukan sebuah perbaikan dan mereka mulai mengalihkan perhatiannya kepada berita-berita yang ringan dan tak ada kaitannya dengan permasalahan Negara. Sebenarnya tak ada masalah dengan fenomena yang terjadi seperti ini. Wajar-wajar sajalah jika masyarakat sudah mulai muak dengan segala permasalahan Negara yang tak kunjung usai. Pemerintah korupsi, ahhh sudah dianggap wajar oleh para penduduk bangsa ini.

Isi dari infotainment sendiri adalah seputar kisah kehidupan para artis yang tampil setiap hari menghibur masyarakat di layar kaca. Dari hal yang paling sederhana sampai hal-hal yang menakjubkan. Misalnya seperti gossip putus nyambungnya Raffi Ahmad dengan Yuni Shara, atau seputar kegiatan social para artis menjelang bulan puasa seperti ini. Hal yang lebih senstif lagi misalnya pereceraian, perselingkuhan, atau bahkan tersebarnya video porno Ariel dan Luna Maya dihadirkan di acara seperti ini. Ya, isu-isu seperti inilah yang mempu menggantikan isu pemerintahan atau Negara di kalangan khalayak saat ini.

Yang perlu diperhatikan adalah terkadang infotainment ini sendiri terkadang terlalu berlebihan dalam menyampaikan beritanya. Contohnya pada kasus tersebarnya video porno Ariel dan Luna Maya infotainment hampir satu minggu penuh menayangkan kasus ini. Mencari sumber beritanya dari orang-orang terdekat mereka sampai keluarga mereka dimintai pendapatnya. Atau bahkan yang lebih konyol adalah memintai pendapat para penggemar mereka. Ini sungguh mengganggu hak individu dari yang bersangkutan yaitu Ariel dan Luna Maya nya sendiri.

Seperti dikutip pada buku “Media, Jurnalisme dan Budaya Populer” Editor Masduki dan Muzayin Nazaruddin pada halaman 47 menyatakan “Dalam deklarasi HAM universal diatur, bahwa setiap individu pada dasarnya memiliki hak untuk “menyendiri” atau hak untuk tidak dipublikasikan. Hal ini selalu terkait dengan ketentuan moral, kultur dan hokum yang berlaku disetiap Negara. Hak privacy menjadi batal jika perbuatan yang terkait privacy seseorang ternyata merugikan kepentingan public. Dalam bahasa deklarasi HAM, publikasi kasus-kasus privacy dibolehkan jika ada keterkaitan dengan kepentingan public.”

Artinya ialah sebuah kasus yang tidak merugikan kepentingan public luas tidak boleh dipublikasikan. Mereka berhak meminta haknya kepada pekerja infotainment agar kasus yang bersangkutan tidak dipublikasikan. Namun apa yang terjadi, isi deklarasi HAM seperti di atas di sini malah dilanggar jelas-jelas oleh pekerja infotainment. Masih banyak kita lihat kasus perceraian dan kasus seperti yang melibatkan Ariel di atas menjadi tayangan empuk untuk dijual kepada khalayak. Ini jelas-jelas melanggar isi deklarasi tersebut. Bahkan dalam contoh kedua kasus di atas, pekerja infotainment malah masih sering menjadikan orang-orang terdekatnya sebagai nara sumber. Ini sungguh tidak beretika. Seharusnya hal tersebut dikesampingkan untuk menghindari sensasi yang timbul dalam khalayak. Sensasi tersebut bisa berupa khalayak menyejajarkan perilaku keluarganya dan teman-temannya sama seperti dengan yang sedang terlibat kasus tersebut. Ini sungguh tidak enak untuk di konsumsi.
Inilah cerminan yang perlu kita kritisi dari menjamurnya acara-acara infotainment yang terkadang melanggar hak privasi seseorang….

Wassalam….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
bekasi, jawa barat, Indonesia
sedang berproses, sederhana dan membumi. follow twitter: @ojiwae