Senin, 29 Oktober 2012

Menuju Bekasi 1

Bekasi sedikit lagi akan melaksanakan pesta demokrasi terbesar di wilayahnya. Pemilihan walikota dan wakil walikota untuk periode 2012-2017 akan segera dilaksanakan pada bulan Desember nanti. Dan KPUD (Komisi Pemilihan Umum Daerah) Bekasi telah menentukan siapa saja yang bakal maju dalam pemilihan tersebut. Ada lima kandidat yang bakalan bersaing dalam Pilkada Bekasi nanti, yaitu, Shalih Mangara Sitompul dan Anwar Anshori (Independen), Dadang Mulyadi dan Lukman Hakim (PAN, Partai Gerindra, dan PPP), Rahmat Effendi dan Ahmad Syaikhu (Partai Golkar, PKS, Partai Hanura, dan PKB), Awing Asmawi dan Andi Zabidi (Partai Demokrat.), dan pasangan Sumiyati Mochtar Muhammad dan Anim Imanuddin (Partai PDIP, PBB, dan PDS). Kelima calon pasangan ini akan bertarung untuk menggantikan posisi Rahmat Effendi yang menjabat sebagai Walikota yang menggantikan walikota terpilih pada periode lalu Mochtar Muhammad yang tersandung kasus korupsi.

Majunya kembali Rahmat Effendi sebagai calon walikota makin memanaskan persaingan antara dirinya dengan Sumiyati Mochtar Muhammad isteri dari mantan walikota Bekasi yang dipenjara karena tersangkut kasus korupsi. Sumiyati akan berusaha merebut kembali tampuk kekuasaan suaminya tersebut agar dapat melanjutkan apa saja yang telah direncanakan oleh sang suami selama menjabat sebagai walikota. Persaingan ini akan bertambah seru dengan adanya calon pasangan dari kandidat lainnya. Bagaimanapun yang terjadi, penentuannya nanti pada tanggal 16 Desember 2012 waktu pelaksanaan pemilihan,

Yang menjadi persoalan di sini adalah bagaimana Sumiyati Mochtar Muhammad maju menjadi salah satu calon yang ingin bersaing dalam perebutan walikota Bekasi. Sumiyati yang juga didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) seperti suaminya dahulu Mochtar Muhammad. Penambahan nama Mochtar Muhammad di belakang namanya ini menunjukkan bahwa sebelumnya Sumiyati tidak memiliki ketenaran kepada masyarakat Bekasi.

Tentu dalam ilmu komunikasi politik kita sama-sama mengetahui bahwa dalam merebut atau mempertahankan kekuasaan memiliki tiga cara; yaitu simbolis, materil dan procedural. Simbolis: Memanipulasi kecenderungan-kecenderungan yang terikat dan berpengaruh dalam sejarah, tradisi, kepercayaan, dan nilai-nilai pada kehidupan kita. Contoh: Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang membentuk lambang partainya seperti lambing Nahdatul Ulama(NU). Materil: dengan cara menjanjikan dan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat. Contoh: money politik pada saat sebelum pemilu berlangsung. Procedural: dengan cara menyelengarakan pemilu untuk menentukan para wakil rakyat, presiden dan wakil presden, dan para anggota lembaga tinggi Negara.

Selain itu dalam dasar-dasar kekuasaan pun kita mengenal istilah reward power (kekuasaan memberi ganjaran), coercive power (kekuasaan yang memaksa), legitimate power (kekuasaan yang sah), referent power (kekuasaan referensi) dan expert power (kekuasaan ahli).reward power: kekuasaan yang didapat setela memberikan kepuasaan kepada pemimpin. Tentunya kekuasaan ini didapat setelah pemimpin yang ada memberikan mandat kepada kita karena kita telah melakukan sesuatu yang berharga kepada dirinya. Coercive power: kekuasaan yang lahir dari pemberontakan karena mengenggap pemirintahan yang sebelumnya telah gagal. Contoh: gerakan NTC di Libya yang memaksa Moammar Qaddafi mundur. Legitimate power: kekuasaan yang diperoleh dari hasil pemilihan umum yang sah. Contoh; kemenangan SBY dalam 2 pemilu terakhir di Indonesia. Referent power: kekuasan yang lahir karena menyandarkan dirinya (prediden) kepada orang yang telah berpengaruh dalam sejarah. Contoh; Megawati dan Alm. Gus Dur yang menjadi presiden karena menyandarkan dirinya kepada sosok Soekarno dan Hasyim Asyari. Expert power: kekuasaan yang lahir karena dia (pemimpin) memilki keahlian.

Pada diri Sumiyati adalah bagaimana cara dia memperoleh dasar-dasar kekuasaan dan merebut kekuasaan dengan cara simbolis dan referent power. Ini terlihat dari namanya yang ditambahkan nama Mochtar Muhammad di belakang namanya. Artinya dalam memperoleh dasar kekuasaan Sumiyati menyandarkan dirinya kepada tokoh yang telah berpengaruh atau terkenal sebelumnya yakni Mochtar Muhammad suaminya sendiri, Selain itu caranya dalam memperubut kekkuasaan nanti dalam persaingan pilkada pun dengan cara simbolis. Dia memanipulasi dirinya kedalam diri suaminya agar dirinya meraih dukungan dari para pendukung-pendukung suaminya pada periode yang lalu. Inilah strategi Sumiyati dalam memenangi persaingan menjadi walikota Bekasi.

Namun kita tidak boleh lupa siapa Mochtar Muhammad mantan walikota Bekasi yang kini dipenjara karena tersangkut kasus korupsi. Mochtar turun dari jabatannya dan kini mendekam dalam penjara karena didakwa melakukan empat tindak pidana korupsi, yaitu suap Piala Adipura tahun 2010, penyalahgunaan APBD, suap kepada pemeriksa dari BPK, dan penyalahgunaan anggaran makan minum DPRD Kota Bekasi. Tindakan Mochtar ini menyebabkan kerugian terhadap uang Negara sampai Rp. 5,5 milyar rupiah.

Jika kita melihat kasus di atas, ada yang salah dalam strategi politik yang diusung oleh Sumiyati. Bagaimana tidak, nama Mochtar Muhammad yang dia sandingkan bersama namanya dalam maju dalam pemilihan walikota Bekasi sudah sedikit “rusak” karena perbuatan korupsinya. Tentu kita bertanya-tanya apa motivasi dari Sumiyati ini sendiri. Dan tentu masyarakat Bekasi tidak lagi mau salah memilih dalam memilih pemimpin. Semoga kedepannya Bekasi dapat memiliki pemimpin yang benar-benar amanah terhadap janjinya dan terhadap jabatannya. Jangan sampai Bekasi kembali memiliki walikota yang harus diberhentikan karena tersandung kasus korupsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
bekasi, jawa barat, Indonesia
sedang berproses, sederhana dan membumi. follow twitter: @ojiwae