dia berjalan
tak menemui dahan yang berguguran
mencari ranting yang patah tertimpa angin
tak ada rayuan dari bunyi burung yang berterbangan
dia berhenti
pada satu sisi persimpangan
tidak dia hiraukan bunyi dari kendaraan
tidak dia hiraukan pekatnya asap hitam kendaraan
dia menangis
melihat ketidakpercayaan tentang dirinya
kegagalan menghinggap dari hidupnya
waktu berlalu sampai saat kini
dirinya gagal
dia tak tahu
apakah akan ada setetes embun yang akan menyejukkan hatinya
yang akan membuat denyut berdendang tentang keberhasilannya kelak
agar tak selalu bersenandung tentang kegagalannya
setetes itu ia harap kini, esok, dan nanti
agar cinta yang selalu pahit seperti empedu
berubah menjadi manis seperti madu
setetes itu kini akan sangat berarti
seperti oase di padang pasir
dahaga akan ketulusan cinta
bukan pada kedatangan cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar